Blitar adalah daerah kecil
di Jawa Timur 60 km sebelah barat kota Malang dan 40 km sebelah timur kota
Kediri 30 km sebelah utara Tulungagung. Secara administratif Blitar terbagi
atas 2 wilayah, yakni Kabupaten Blitar dan Kota Blitar. Kabupaten blitar
sendiri terbagi atas 22 Kecamatan, yang terdiri atas 28 Kelurahan dan 220 Desa.
Sedang Kota Blitar yang di kelilingi oleh Kabupaten Blitar terbagi atas 3 kecamatan dengan
20 kelurahan.
Tidak terlalu popular dengan
Blitar, kecuali sebagai Makam Proklamator “Soekarno” dan Gunung KELUD nya
mungkin sedikit terkenal dengan “pecel blitar” nya. Blitar punya
banyak sebutan sebutan. Ia terkenal sebagai Kota Patria , Kota Lahar, dan Kota
Proklamator. Selain itu Blitar juga di juluki dengan Kotaparaja Blitar yang
sudah memiliki lambang daerah sendiri. Kota Blitar secara legal-formal berdiri
pada 1 April 1906. Di kota ini pulalah disemayamkan Bung Karno, Sang
Proklamator, Presiden Pertama RI sekaligus pemikir besar dunia.
Kabupaten Blitar didirikan
oleh Pemerintah Belanda pada tanggal 31 Desember 1830 lalu. Menurut Kepala
Bagian Pemerintahan Kab. Blitar, Suhendro Winarso, sejarah Pemerintah Kab.
Blitar dimulai pada tahun 1825-1830 saat terjadi Perang Diponegoro antara
Pangeran Ontowiryo atau Pangeran Diponegoro dengan VOC. Sayangnya Perang
tersebut berakhir dengan kekalahan Pangeran Diponegoro. Kekalahan tersebut
dimanfaatkan Belanda untuk menguaai Pulau Jawa sebagai Bagian dari
Pemerintahannya, termasuk penataan Bumi Manca Negara Wetan diantaranya Blitar.
Dalam melaksanakan pengaturan Bumi Mancanegara Wetan, pada tanggal 13-14 Juli
1830 Belanda mengadakan pertemuan di Pendopo Sepreh Berbek-Nganjuk. Pertemuan
tersebut menghasilkan beberapa hal penting, salah satunya terbentuknya
Pemerintah Kab. Blitar yang tertuang dalam dokumen tertulis yakni resolusi
tanggal 31 Desember 1830 No. 10.
Sejarah besar Indonesia
lainnya juga tercatat di Blitar. Sebelum dicetuskannya proklamasi, tempat ini
telah menyerukan kemerdekaan Indonesia yang diikuti dengan pengibaran Sang
Merah Putih yang akhirnya berujung pada Pemberontakan PETA oleh Sudanco
Supriyadi. Bahkan di salah satu sudut Blitar yakni Candi Penataran, konon
merupakan lokasi di mana Mahapatih Gadjahmada yang tersohor menggaungkan Sumpah
Palapa yang menjadi cikal bakal penting berdirinya negara Indonesia pada
masa-masa setelahnya.
Di luar nilai historis yang
tak perlu diragukan lagi, yaitu bahwa Blitar ternyata juga memiliki ragam
budaya unik mulai dari kuliner hingga kerajinan tangannya. wisata kuliner semua
ada. Kalau wisata belanja (shoping) memang bukan di kota Blitar tempatnya,
kecuali mau beli jajan pasar seperti tiwul, sompil, kicak, gatot, lopis,
gethuk, ketan, jenang grendul, jenang sumsum, cenil, sawut, wajik, jadah, dll.
di Blitar tempatnya. Dalam tulisan singakat ini akan diuraikan lebih rinci lagi
mengenai beberapa wisata budaya kota Blitar beserta budaya-budaya unik yang ada
di Blitar.
ABOUT THE AUTHOR
Ardan, seorang yang mencoba berbagi pengalaman, ilmu dan pengetahuan melalu tulisan sederhana. semoga bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar