DAN ARDAN

"Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk orang lain".

Home Archive for Juni 2016





Artikel Kent C. Bloomer And Charles W Moore (1977)
Dirangkum Oleh : Muhammad Nuril Ardan


Place, Path, Pattern, Edge
            Manusia pada hakekatnya terikat pada lingkungan sekitarnya. Manusia menempati dan mempengaruhi lingkungannya. Lingkungan yang berupa landmark, koordinat, hierarki dan lingkungan yang berupa batasan-batasan fungsi tidak hanya dirasakan oleh manusia, tetapi juga sebagai awal mula terbentuknya jarak-jarak atau space. Jika melihat kembali ke bangunan-bangunan arsitektural yang berada pada lingkungan eksistensial di sekeliling kita, manusia perlu mengejar mulai dari batasan tubuh  satu individu hingga batasan ruang terkecil (rumah), dan lebih dari itu batasan yang lebih luas lagi dalam  suatu komunitas, melihat sebagaimana bangunan-bangunan dapat menjadi sebuah cara untuk memperluas urutan batasan dalam dan luar, untuk menjadikan dunia yang merupakan perpanjangan simpati dari rasa individualistis kita sendiri.
            Blok-blok bangunan yang diciptakan dengan artian untuk manusia semenjak jaman dahulu, seperti yang sudah pernah dijelaskan terdiri dari kolom, dinding, dan atap diantara mereka, beranda dan sejenisnya, menara dimana merupakan perpanjangan dari bagian-bagian bangunan tersebut, ruang-ruang serta kediaman dimana dinding-dinding yang ada terekspos atau terlampir, dan pintu serta jendela yang saling berhubungan. Bentukan-bentukan ini telah menjadi suatu hal yang substansial dalam kehidupan manusia, karena mereka menyediakan kebutuhan primer manusia yakni tindakan awal manusia untuk membuat atau menyediakan suatu hunian sebagai batas nyata diluar tubuh manusia itu sendiri, sebagai wadah tindakan manusia untuk menghuni, dan memberi perhatian kepada sumber energi manusia serta tempat kita di antara nirwana dengan dunia.

Human Identity In Memoriable Places
 Arsitektur hadir untuk menjawab permasalahan manusia, ia ada bila dapat dipahami, berasal dari pengalaman, dan dapat ditempati. Kemudian mengapa manusia mengolah landskap yang ada? Untuk disempurnakan atau yang lainnya? Karena manusia memiliki/menjadi bagian dari dunia, yang mana itu adlah tempat mereka tinggal dan pertahanan dari kekacauan dll.
 Apa yang hilang hari ini dari hunian kita memiliki potensi antara tubuh, imajinasi, dan lingkungan hidup. Hal ini sangat mudah untuk dibangun, dan sangat mengerikan jika dibangun dengan buruk. Kenyamanan akan sulit untuk dipahami tanpa adanya sebuah sensasi. Norma sudah menjadi sesuatu yang dipertahankan pada suhu yang konstan tanpa vertikalitas atau pandangan dari sinar matahari atau angin atau sumber/pusat panas, sayangnya, maknanya. Ke-homogen-an dari lingkungan ini membutuhkan sedikit dari kita, dan lingkungan memberikan kembali sedikit naungan selain kepompong kubus.
Kami yakin bahwa bangunan, dengan perawatan yang cukup akan memberikan timbal balik. Dan kami akan lebih merawat bangunannya jika ada beberapa urutan makna didalamnya. Jika kita benar-benar mendiaminya, mengambil ruangannya jika kita sendiri bisa merasa puas akan kehadirannya, jika kita dapat membangun hubungan didalamnya dengan apa yang kita tahu, kita percaya, dan kita pikirkan, jika kita bisa berbagi hunian kita dengan orang lain, dengan keluarga, kelompok, atau kota kami, dan yang lebih penting, jika ada beberapa rasa dramatis antar orang, tranportasi, ketegangan atau tabrakan kekuatan, sehingga terlibatlah suatu pertahanan
Khususnya, dimana bangunan atau potongan lanskap datang melawan satu sama lain tanpa kehilangan identitas roh masing-masing, hal ini sangat penting dalam pembuatan tempat kenangan. Contoh yang klasik adalah rencana lapangan hijau yang berada di san Francisco, yang bertabrakan dengan bukit-bukit terjal di keseimbangan yang belum menyerahakan identifikasi bukit, tapi telah memperkuat citra mereka di hiruk-pikuk rincian switchbacks yang membuat grid fungsional dan lebih berkesan dari yang pernah ada.

Gedung siola tempo dulu
Desain arsitektur menjadi seperti koreografi, seperti koreografi sebuah tarian, tidak merusak kekuatan dalam bagian-bagian proses untuk mengungkapkan suatu pernyataan. Koreografi adalah istilah yang lebih tepat untuk digunakan daripada komposisi, karena implikasinya lebih jelas dari tubuh manusia dan didalamnya serta pengalaman pada suatu tempat. Dalam waktu yang lebih sederhana lagi, gambar perspektif yang diambil dari stasiun-titik bisa menjelaskan maksud visual desainer, dan maksud lain yang ingin dipahami. Tampaknya penting dalam hubungan ini, bagaimanapun bahwa karya-karya arsitektur Michelangelo, jelas dimaksudkan untuk dialami dengan semua tubuh, tidak pernah diambil pada permukaannya saja. Sungguh  tidak mungkin, pengalaman yang terjadi di suatu tempat dalam waktu, jauh lebih dari visual, dan umumnya serumit dari bayangan yang berada di dalam ingatan kita. Setidaknya batas tertentu setiap tempat yang nyata dapat diingat, sebagian karena unik, tetapi sebagian karena telah mempengaruhi tubuh kita dan menghasilkan hubungan yang cukup untuk menahannya di dunia pribadi kita. Dan tentu saja, pengalaman itu dari ingatan yang telah dilakukan, dan bayang-bayang yang bergerak; angin meniup atau udara berhembus; atau mungkin salju yang jatuh, mengaburkan tepi seperti memori mengaburkan waktu itu sendiri. Di setiap kesuksesan seorang perancang, sadar atau tanpa disadari telah mengkoreografikan semuanya. Disamping itu ia mungkin telah mengkoreografikan tabrakan antara keinginan dan kendala anggaran, peraturan, klien tidak dapat diduga, matahari, kehancuran, dan mungkin guncangan bumi secara berkala.
Tempat-tempat yang nyata di muka bumi, yakni, rentan terhadap pembacaan terus menerus, yang berarti banyak bacaan, yang hampir bisa dipastikan untuk mengatakan yang kompleks dan ambigu. Tampaknya menjadi ciri khas mereka, juga, bahwa mereka memiliki perubahan yang luar biasa, kadang-kadang digunakan, hampir bisa dipastikan ukurannya (seperti dalam lingkup kota sebagai rumah, dan rumah sebagai kota): masing-masing dapat dilihat sebagai potensi mainan, mampu dikantongi di dalam memori dan dibawa pergi, atau dibawa keluar untuk sementara mengisi seluruh seseorang perhatian sadar.




Langganan: Komentar ( Atom )

ABOUT AUTHOR

Menulis untuk sekedar berbagi, tentang kemarin, hari ini dan (mungkin) esok. karena berbagi itu indah, berbagi itu tak ada batas

LATEST POSTS

  • APA ITU ARSITEKTUR NUSANTARA ??
    Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan prosesbelajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya t...
  • GERIGI 2013, Excited CAK !!
                 Tentang sebuah pandangan ketika kita mendengar kata-kata “ospek”. Yang muncul dalam benak kita mungkin adalah semacam bent...
  • CAHAYA SURAH AL KAHFI : Surah Al Kahfi dan Pokok-Pokok Isinya
    Assalamu’alaikum sahabat muslim sekalian. Kali ini saya akan memposting tentang beberapa keutamaan dan khasiat dari surah Al Kahfi. Ya...
  • FROM “BANGKIAK” UP TO “HIGH HEELS”
    BANGKIAK  IS OUR SOUL. Bakiak sebutan di Jawa Tengah untuk sejenis sandal yang telapaknya terbuat dari kayu yang ringan dengan pengikat...
  • WISATA BLITAR part. 01
    MAKAM Ir.SOEKARNO Makam Bung Karno, merupakan Makam Presiden Pertama Indonesia yang terletak di Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananw...
  • ALIRAN DAN GERAKAN DALAM ISLAM
    RESUME KULIAH TAMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM Nama Dosen Tamu     : Hasip Amrullah, M.A Topik/Tema/Materi      : ALIRAN DAN GERAKAN DALAM...
  • Rangkuman Artikel “Body, Memory and Architecture”
    Artikel Kent C. Bloomer And Charles W Moore (1977) Dirangkum Oleh : Muhammad Nuril Ardan Place, Path, Pattern, Edge        ...
  • AKU UNTUK ORGANISASIKU
    AKU UNTUK ORGANISASIKU             Organisasi, suatu kata yang sudah sering kali kita dengar dalam sehari-hari, apalagi bagi mahasi...
  • “DAN TERJADI LAGI, KISAH LAMA YANG TERULANG KEMBALI....”
    Sepotongan lirik lagu yang mungkin sudah sering kali kita dengar dan rasanya sangat pantas jika kita representasikan terhadap keadaan bangs...
  • KLS: Cintai Kota Kita
    “Bukan kehebatan yang menjadikan kita manusia seutuhnya Tapi ketika kita menjadi manusia yang seutuhnya, bermanfaat dan berguna itu lah ...

Categories

  • Arsitektur
  • Artikel
  • Blitar
  • Blitarian
  • Campus
  • Islamic Corner
  • Karya
  • Komunitas
  • Menuju Indonesia 2015
  • News
  • Pemilu 2014
  • Puisi
  • Sejarah
  • Uncategorized
  • Wisata Blitar

Blog Archive

  • ►  2017 (1)
    • ►  Februari (1)
  • ▼  2016 (2)
    • ▼  Juni (1)
      • Rangkuman Artikel “Body, Memory and Architecture”
    • ►  Mei (1)
  • ►  2014 (19)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  April (6)
    • ►  Maret (12)

Total Pageviews

Diberdayakan oleh Blogger.

Formulir Kontak

Khalifah Ali bin Abi Talib

"Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu menjaga engkau dan engkau menjaga harta. Ilmu itu penghukum (hakim) dan harta terhukum. Harta itu kurang apabila dibelanjakan tapi ilmu bertambah bila dibelanjakan."

My Shortcut

Pemuda biasa yang selalu tertantang untuk lebih bermanfaat. karena percuma menjadi pendiam, karena cuma aksi dan tidakan yang akan selalu dikenang.

Pengikut

Copyright 2014 DAN ARDAN.
Designed by OddThemes